Ditulis untuk sevketsahintas.com
Pernah kepikiran nggak sih, gimana manusia zaman dulu bisa bertahan hidup tanpa tulisan? Padahal sekarang, dari pesan WhatsApp sampai tugas kuliah, semua butuh tulisan. Tapi di masa lalu, manusia bisa hidup dan berkembang tanpa satu huruf pun. Ajaib juga, ya? Yuk, kita ulik bareng-bareng kehidupan manusia di zaman praaksara!
Apa Itu Zaman Praaksara?
Zaman praaksara adalah masa di mana manusia belum mengenal sistem tulisan. Artinya, semua informasi hanya bisa disampaikan lewat ucapan, gambar, atau simbol-simbol tertentu. Dalam dunia sejarah, masa ini sering disebut juga sebagai zaman prasejarah.
Manusia pada masa itu sudah hidup dan berkembang. Mereka berburu, bercocok tanam, membuat alat dari batu, dan membentuk komunitas. Tapi, semuanya dilakukan tanpa catatan tertulis. Bayangkan hidup tanpa buku harian, tanpa catatan resep, atau tanpa jadwal kegiatan. Mereka benar-benar mengandalkan ingatan dan kebiasaan turun-temurun.
Komunikasi Tanpa Tulisan
Meski nggak bisa menulis, manusia zaman praaksara tetap bisa berkomunikasi. Bahasa lisan jadi andalan utama. Mereka bicara langsung, pakai isyarat, dan kadang-kadang menggambar di dinding gua. Lukisan gua yang ditemukan di berbagai belahan dunia jadi bukti kalau mereka punya cara sendiri untuk menyampaikan cerita.
Selain lukisan, manusia juga menggunakan simbol atau bentuk-bentuk tertentu. Misalnya, ukiran di batu atau pahatan di tulang. Cara ini dipakai buat menandai sesuatu atau sebagai bentuk penyampaian pesan. Nggak ada kertas? Bukan masalah bagi mereka!
Mengingat Waktu dan Peristiwa
Tanpa kalender atau buku catatan, manusia zaman praaksara tetap punya cara buat menandai waktu. Mereka memperhatikan perubahan alam, seperti musim, posisi matahari, atau fase bulan. Dari situ, mereka bisa menentukan kapan saat yang tepat untuk berburu atau bertani.
Ada juga kemungkinan mereka menghitung waktu pakai benda-benda tertentu atau bahkan langkah kaki. Jadi meski terkesan sederhana, cara mereka cukup efektif untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Cerita, Mitos, dan Tradisi Lisan
Karena nggak ada tulisan, semua cerita dan tradisi disampaikan secara lisan. Dari nenek ke cucu, dari tetua ke anak muda, semuanya diwariskan lewat dongeng atau mitos. Inilah cara mereka menjaga sejarah dan identitas kelompoknya.
Cerita-cerita itu kadang berkembang jadi legenda yang terus hidup hingga sekarang. Beberapa bahkan masih bisa kita dengar dalam tradisi lisan suku-suku adat di berbagai daerah. Gokil, kan? Semua itu bertahan hanya karena diingat dan diceritakan terus-menerus.
Hidup Tanpa Tulisan: Lebih Mudah atau Lebih Ribet?
Hidup tanpa tulisan terdengar simpel. Nggak ada email, nggak ada deadline tulisan, nggak ribet mikirin typo. Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, ada tantangannya juga. Informasi gampang hilang kalau nggak langsung diingat. Kesalahan dalam menyampaikan cerita bisa bikin sejarah berubah. Dan nggak semua orang bisa mengingat detail dengan tepat.
Walau begitu, mereka tetap bisa bertahan. Mereka menciptakan sistem sendiri, meskipun tanpa teknologi canggih atau alat tulis. Itu bukti kalau manusia selalu bisa beradaptasi dengan kondisi.
Penutup
Zaman praaksara memang tanpa tulisan, tapi bukan berarti manusia saat itu nggak pintar. Mereka justru kreatif banget dalam menyampaikan pesan, mengingat waktu, dan menjaga tradisi. Kita bisa belajar banyak dari cara hidup mereka yang penuh dengan kesederhanaan dan kekuatan memori.
Buat kamu yang suka sejarah atau penasaran sama kehidupan masa lalu, terus ikuti artikel-artikel seru lainnya di sevketsahintas.com. Siapa tahu, kamu bisa nemu inspirasi dari masa lalu buat ngadepin tantangan masa kini!