sevketsahintas.com – Surabaya, 1 Januari 2025 – Sejumlah pengusaha di Jawa Timur (Jatim) baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka telah menerima pesanan fiktif yang mengatasnamakan TNI dan meminta makanan gratis. Kejadian ini memicu keprihatinan di kalangan pelaku usaha dan masyarakat, karena tindakan tersebut dianggap merugikan bisnis kecil dan menengah, serta mencoreng nama baik institusi militer.
Menurut beberapa pengusaha, pesanan yang mereka terima melalui aplikasi layanan pesan antar makanan berisi permintaan untuk mengirimkan sejumlah makanan dengan alasan “dari pihak TNI” atau untuk “kegiatan internal TNI”. Namun, setelah pesanan dipenuhi dan makanan diantarkan, pengusaha mendapati bahwa tak ada pihak yang bisa dihubungi untuk menyelesaikan pembayaran.
Tindak penipuan ini semakin meresahkan, karena identitas TNI yang digunakan untuk meyakinkan pengusaha menjadi landasan utama untuk mendapatkan barang secara gratis. Tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga berdampak pada reputasi pengusaha yang merasa dirugikan oleh oknum yang mencatut nama besar institusi.
Respons dari DPR dan MUI
Menanggapi peristiwa ini, anggota DPR RI dari Komisi VI yang membidangi masalah ekonomi, Bambang Haryanto, menyatakan bahwa kejadian tersebut perlu menjadi perhatian serius. “Kami meminta agar pihak kepolisian segera menyelidiki kasus ini. Selain merugikan pengusaha, ini juga melibatkan nama besar TNI yang bisa menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara. Kami mendesak agar tindakan tegas diambil terhadap pelaku,” ujar Bambang dalam pernyataannya.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut memberikan komentar terkait kejadian ini. Ketua MUI Jatim, KH. Abdul Wahid, mengecam tindakan penipuan yang dilakukan oleh oknum yang mencatut nama TNI. “Tindakan seperti ini tidak hanya merugikan, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai agama dan moral. Memanfaatkan nama baik seseorang atau institusi demi kepentingan pribadi sangat tercela dalam pandangan Islam,” kata KH. Abdul Wahid.
Pihak TNI Ikut Angkat Bicara
Sementara itu, pihak TNI sendiri melalui Komandan Korem (Danrem) Surabaya, Brigjen TNI Anwar Subrata, menyatakan bahwa tindakan tersebut sangat disayangkan dan tidak ada kaitannya dengan institusi militer. “Kami pastikan bahwa pihak TNI tidak pernah mengajukan permintaan makanan gratis kepada siapapun. Ini adalah tindakan yang sangat tidak terpuji dan akan kami laporkan kepada pihak berwajib,” ungkap Brigjen Anwar Subrata.
Kepolisian Mulai Menyidik Kasus
Polisi setempat telah menerima laporan terkait kasus ini dan mulai melakukan penyelidikan. Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Hadi Santoso, mengungkapkan bahwa mereka akan berkoordinasi dengan pihak TNI dan MUI untuk memastikan kejelasan kasus ini. “Kami akan melakukan penyelidikan secara mendalam dan mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas tindakan penipuan ini,” ujarnya.
Pentingnya Perlindungan bagi Pengusaha Kecil
Kasus ini menjadi pelajaran bagi banyak pengusaha, terutama yang bergantung pada sistem digital untuk mendapatkan pesanan. Sejumlah asosiasi pengusaha menyarankan agar pemilik bisnis lebih berhati-hati dan selalu memverifikasi setiap pesanan dengan benar, terutama yang mengatasnamakan pihak lain atau institusi.
Dengan semakin berkembangnya dunia digital, perlindungan terhadap pengusaha kecil menjadi hal yang sangat penting. Pengusaha diminta untuk selalu waspada terhadap modus-modus penipuan yang semakin canggih, serta untuk segera melaporkan setiap kejadian mencurigakan kepada pihak berwenang.
Kejadian ini menegaskan betapa pentingnya edukasi dan kewaspadaan di tengah kemajuan teknologi dan digitalisasi di Indonesia.