sevketsahintas.com – HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah dua istilah yang sering digunakan bersamaan, namun memiliki perbedaan yang penting. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan AIDS adalah kondisi yang muncul setelah infeksi HIV berkembang dan menyebabkan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh secara drastis. Dr. Boyke Dian Nugraha, seorang dokter yang memiliki pengalaman luas dalam bidang ini, memberikan pandangannya mengenai berbagai fakta penting tentang HIV dan AIDS.
1. Pentingnya Deteksi Dini
Menurut Dr. Boyke, deteksi dini sangat penting dalam menangani HIV. Semakin cepat seseorang terdiagnosis, semakin besar peluang untuk menjalani pengobatan yang efektif dan mencegah perkembangan menuju AIDS. Tes HIV kini semakin mudah diakses dan tersedia di banyak fasilitas kesehatan, bahkan bisa dilakukan secara mandiri dengan alat tes HIV di rumah. Dengan mendeteksi HIV sejak awal, seseorang bisa mulai menjalani terapi antiretroviral (ARV) yang dapat mengontrol jumlah virus dalam tubuh dan menjaga sistem kekebalan tetap kuat.
2. Perbedaan Antara HIV dan AIDS
Dr. Boyke menekankan bahwa banyak orang masih bingung antara HIV dan AIDS. HIV adalah virus yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh, khususnya CD4. Tanpa pengobatan yang tepat, HIV dapat berkembang menjadi AIDS, tahap akhir dari infeksi HIV, di mana sistem kekebalan tubuh sangat lemah dan tubuh menjadi rentan terhadap infeksi opportunistik serta kanker tertentu. Tidak semua orang dengan HIV akan berkembang menjadi AIDS, asalkan mereka mendapatkan pengobatan yang tepat.
3. Pengobatan yang Efektif: ARV
Terapi antiretroviral (ARV) adalah pengobatan utama untuk orang dengan HIV. Pengobatan ini bekerja dengan cara menurunkan jumlah virus dalam darah hingga tidak terdeteksi oleh tes standar, yang dikenal sebagai undetectable viral load. Dr. Boyke menegaskan bahwa meski pengobatan ARV tidak bisa menyembuhkan HIV, namun dapat memungkinkan pengidap HIV untuk hidup sehat dan produktif. Selain itu, jika seseorang dengan HIV menjalani pengobatan dengan disiplin, mereka juga tidak akan menularkan virus kepada pasangan seksual mereka, sebuah kondisi yang dikenal dengan istilah “undetectable = untransmittable” (U=U).
4. Pencegahan HIV: Penggunaan Kondom dan PrEP
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan HIV adalah dengan menggunakan kondom secara konsisten dan benar. Bagi individu yang berisiko tinggi terinfeksi, Dr. Boyke juga merekomendasikan penggunaan Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP), obat yang dapat mengurangi risiko tertular HIV jika dikonsumsi secara rutin. PrEP telah terbukti sangat efektif dalam mengurangi risiko penularan HIV, terutama bagi pasangan yang salah satu atau keduanya terinfeksi HIV, atau bagi mereka yang memiliki banyak pasangan seksual.
5. HIV Bukan Hukuman Mati
Salah satu pesan penting yang disampaikan oleh Dr. Boyke adalah bahwa HIV bukanlah hukuman mati. Dengan kemajuan dalam pengobatan dan perawatan, orang dengan HIV dapat hidup panjang dan sehat. Tidak ada alasan untuk stigmatisasi terhadap individu dengan HIV. Menjaga pola hidup sehat, mendapatkan dukungan sosial, serta menjalani pengobatan yang tepat adalah kunci bagi mereka yang hidup dengan HIV.
6. Pentingnya Edukasi dan Pencegahan
Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Dr. Boyke menekankan pentingnya edukasi tentang HIV dan AIDS, agar masyarakat lebih memahami cara penularan dan langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil. Melalui pendekatan yang berbasis pada pemahaman dan pengurangan stigma, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi mereka yang hidup dengan HIV.
Kesimpulan
HIV dan AIDS adalah masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian serius. Melalui pengobatan yang tepat, deteksi dini, dan pencegahan yang efektif, kita dapat mengurangi dampak dari penyakit ini. Dr. Boyke mengingatkan agar kita tidak hanya fokus pada penyembuhan, tetapi juga pada pencegahan dan pemahaman, sehingga kita dapat menanggulangi HIV dan AIDS dengan lebih baik.