sevketsahintas.com – Setelah hampir tiga tahun diterpa pandemi COVID-19, yang memaksa banyak perusahaan untuk menerapkan sistem Work From Home (WFH), kini sebagian besar perusahaan di Jakarta mulai mengarah pada kebijakan kembali bekerja di kantor. Keputusan ini tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan operasional bisnis, tetapi juga oleh dampak psikologis dan sosial yang ditimbulkan oleh pola kerja jarak jauh.
Kembalinya Kebijakan Bekerja di Kantor
Seiring dengan melandainya angka penyebaran COVID-19 dan pembukaan kembali sektor-sektor ekonomi, perusahaan-perusahaan di Jakarta mulai menarik kebijakan WFH yang telah berlaku sejak awal pandemi. Beberapa perusahaan bahkan menetapkan kebijakan Hybrid Work, di mana karyawan bekerja beberapa hari di kantor dan beberapa hari di rumah.
Namun, tak sedikit perusahaan yang sepenuhnya mengharuskan karyawan untuk kembali ke kantor. Kebijakan ini juga disambut dengan berbagai reaksi, baik positif maupun negatif, tergantung pada sektor industri, budaya perusahaan, serta pengalaman karyawan selama WFH.
Dampak Positif Kembali ke Kantor
- Interaksi Sosial yang Lebih Baik Kembalinya karyawan ke kantor membuka peluang untuk meningkatkan interaksi sosial. Bertemu langsung dengan rekan kerja dapat mempererat hubungan antar individu, memperkuat kolaborasi tim, dan meningkatkan rasa kebersamaan. Hal ini juga berdampak positif pada dinamika kerja dan kreativitas.
- Pemulihan Mental dan Emosional Bekerja dari rumah selama pandemi seringkali memicu perasaan kesepian dan terisolasi, terutama bagi mereka yang tidak memiliki lingkungan rumah yang mendukung. Kembali ke kantor dapat memberikan suasana yang lebih dinamis dan memberi kesempatan untuk berinteraksi lebih banyak dengan sesama rekan kerja, yang pada gilirannya membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
- Peningkatan Produktivitas Bagi sebagian orang, suasana kantor yang terorganisir dan bebas dari gangguan rumah tangga memungkinkan mereka untuk lebih fokus dan produktif. Meskipun WFH memberikan fleksibilitas, beberapa orang merasa lebih mudah mengelola waktu dan menyelesaikan pekerjaan di kantor.
Dampak Negatif Kembali ke Kantor
- Kemacetan dan Waktu Perjalanan Salah satu dampak yang paling dikeluhkan oleh karyawan Jakarta adalah kembali terjebaknya dalam kemacetan lalu lintas. Waktu yang dihabiskan di perjalanan dari rumah ke kantor bisa sangat menguras energi dan waktu. Bagi mereka yang tinggal jauh dari pusat kota, hal ini bisa menambah beban fisik dan mental.
- Kesulitan Menyesuaikan Diri Banyak karyawan yang selama ini telah terbiasa dengan kenyamanan bekerja dari rumah. Kembali ke kantor mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi mereka, terutama yang memiliki tanggung jawab keluarga atau tidak memiliki waktu fleksibel yang cukup. Adaptasi terhadap rutinitas baru bisa memerlukan waktu, terutama bagi mereka yang terbiasa bekerja dengan cara yang lebih santai.
- Biaya Tambahan Bekerja di kantor juga membawa biaya tambahan, seperti transportasi, makan siang, dan kebutuhan lain yang sebelumnya tidak ada saat bekerja dari rumah. Bagi sebagian karyawan, biaya ini bisa menjadi beban tambahan yang harus diperhitungkan, terutama di tengah inflasi dan peningkatan biaya hidup.
Kesimpulan
Kebijakan kembali bekerja di kantor membawa dampak yang beragam bagi karyawan di Jakarta. Meskipun ada sejumlah manfaat seperti peningkatan interaksi sosial, produktivitas, dan pemulihan mental, tantangan besar seperti kemacetan, kesulitan penyesuaian, dan biaya tambahan tetap menjadi pertimbangan penting. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu mengadopsi pendekatan yang bijaksana dalam merancang kebijakan kerja pasca-pandemi, dengan mempertimbangkan kebutuhan karyawan dan situasi eksternal yang ada.